Jumat, 19 Juni 2015

Kena tipu, menyebalkan.

Seperti yang biasanya saya lakukan ketika ada libur terjepit di hari-hari weekend, yakni memilih mengunjungi kota-kota yang berada di luar Semarang. Kali ini liburan di jatuhkan pada kota Bandung, ketika teman saya menawari untuk menyusul dia yang saat itu sedang ada di kota Bandung hmmm sepertinya menyenangkan. Kebetulan setelah 14 tahun baru bisa kesini lagi , jelas ini tawaran yang menggiurkan hahaha.

Saya dan 3 orang teman saya tentu masih menimbang-nimbang akan pergi atau tidak. Dengan masalah jarak dan waktu yang harus di tempuh, kita masih di selimuti ragu juga. Alhasil setelah mengecek semua rute tansportasi seperti kereta api, dan pesawat terbang sudah tidak bisa lagi di harapkan. Kereta api yang menjadi transportasi favorite sudah tidak menyediakan tiket, dan pesawat terbang sudah terlambat sama sekali pada jadwal penerbangannya. Jadilah semua keberangkatan ini tanpa rencana matang, semua serba dadakan, semua serba spontan.

Setengah 9 malam kami baru menuju ke terminal terboyo, untuk mendapatkan bus terakhir yang diperkirakan ada jam 9 nanti. Dengan modal sok tau dan masukan dari salah satu tetangga, kami di suruh mencari bus ‘sahabat’ yang katanya menyediakan rute bandung itu. Kemudian kami masuk terminal dan segera mencari bus itu , entah keberuntungan atau apa kami menemukannya dan langsung naik begitu saja. Saat diatas bus, semua kursi penumpang kosong dan cuman ada kami berempat serta para kenek bus yang jumlahnya lebih dari 3 orang. DEG! Ini sungguh diluar rencana, kekhawatiran menyelimuti kami.

Dengan mencoba tenang kami membaca doa, dan berharap bahwa bus ini memang bus yang tepat. Lalu ketika itu kami di datangi oleh yang saya perikirakan kenek bus tersebut, dia bertanya mengenai tujuan kami akan kemana, dengan heran saya berfikir dalam hati bukankan sudah jelas ini bus menuju Bandung? hati saya semakin ragu lagi. Kami menjawab Bandung, kemudian beberapa orang mengelilingi kami, lalu bilang tarif sampai kesana adalah RP. 250.000. kami sedikit kaget, dengan kondisi di bawah standar begini kami disuruh membayar sekian besarnya, lalu mereka menjelaskan bahwa bukan bus yang ini yang akan membawa kami namun bus ac lengkap dengan fasilitas wcnya.

Kami awalnya ragu tapi toh sudah terlanjur juga, akhirnya kami membayarnya. Lalu kami diturunkan di depan Rumah Sakit Islam Sultan Agung dan berganti bus. Kami kemudian naik ke bus itu , syukurlah bus itu tampak seperti bus penumpang, kursi penuh dan memang kondisinya jauh berbeda dengan kondisi bus yang sebelumnya. Akhirnya kami bisa beristirahat sejenak menunggu waktu untuk sampai ke kota Bandung. Kami terlelap hingga bangun pada kondisi macet total di daerah Indramayu. Perkiraan saya itu sekitar puul 03.00 pagi, kami lalu di bangunkan kenek dan menyuruh kami turun. Dengan kondisi setengah sadar kami turun dan mengikuti arahan untuk naik ke bus lain lagi. Saat itu rasa kantuk tidak tertahankan makanya kami tidak begitu focus saat masuk ke salah satu bus yang lebih kecil dari bus tadi.

Terbangun di pagi hari, sedikit kaget ini apa-apaan 250 ribu kami di bawa kemana, kesal sangat menyelimuti kami. Memandang sekitar semua isi penumpang para pedagang dengan dagangan yang beraneka ragam, mulai dari sayur hingga makanan kecil. Dalam hati saya ingin menangis sejadi-jadinya, berdoa semoga kami bisa sampai dengan selamat. Keadaan yang sudah lusuh dan kelaparan, sudah menginjak pukul 10 pagi tapi kami belum sampai juga ke terminal di Bandung.

Lalu kami sempat bertanya juga arah kemana bus ini, dan ternyata ini bus kota yang memang tidak langsung menuju terminal melainkan mencari penumpang hingga penuh dulu. Lalu kami mulai sadar bahwa semalam kami tertipu oleh para calo, dan bus kami semalam bukan bus menuju bandung melainkan bus menuju Jakarta oleh sebab itu kami diturunkan lagi di tengah jalan dan di pindah ke bus kecil ini.


Setelah saat itu kami selalu berhati-hati saat berpergian, kami selalu mencoba menghindari menggunakan bus untuk perjalanan jauh. Kalaupun memang harus terpaksa menggunakan bus, kami mencoba mencari informasi paling akurat. Salah kami memang berangkat  tanpa ada persiapan, dan semoga cerita ini menjadi salah satu pelajaran buat kalian agar tidak terkena calo juga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar