Pada awalnya istilah Citizen
Journalism (jurnalime warga) adalah satu produk fenomenal dari kemunculan
internet selain media online. Tidak bisa dipungkiri bahwa adanya perkembangan
pesat dari dampak media sosial ini membuat dunia jurnalistik terus mengalami
perkembangan. Perubahan demi perubahan selalu bermunculan, inovasi terbaru terus menerus bermunculan demi mendukung keberadaan jurnalistik online. Membawa istilah “medium is the message” medium
adalah pesan itu sendiri.
Banyak pro dan kontra yang terjadi berkaitan dengan
jurnalistik warga ini. Meskipun dalam konsepnya menawarkan kemudahan dan fleksibilitas yang dimulai dengan menyalurkan sebuah
berita ke media sosial, namun hal ini masih di tentang beberapa ahli media dan
jurnalisme professional. Warga tidak serta bisa menjadi wartawan karena untuk
menjadi wartawan ada pendidikan khususnya.
Di Indonesia sendiri jurnalisme warga semakin mendapatkan
ruang bebas pada era reformasi karena adanya kebebasan pers. Perkembangan
jurnalisme warga di Indonesia seperti munculnya blog-blog dan website berbasis
jurnalisme warga salah satunya terinspirasi dari ohmynewes.com yang berkembang pesat di Korea
selatan. Peran jurnalisme warga di Indonesia mulai tahun 2005 begitu
berpengaruh terutama saat bencana bertubi-tubi melanda Indonesia.
Sebagai contoh , kompasiana yang awalnya adalah blog
jurnalis Kompas namun sekarang bertransformasi menjadi sebuah media warga (citizen
media). Di sini, setiap orang dapat mewartakan peristiwa, menyampaikan pendapat
dan gagasan serta menyalurkan aspirasi dalam bentuk tulisan, gambar, ataupun
rekaman studio dan video. Dalam kaitannya mengenai jurnalisme warga, kompasiana
sudah menjadi salah satu media sosial yang menyebarkan informasi dan bisa
saling terhubung satu dengan yang lainnya. Saat ini perkembangan kompasiana
sudah memasuki dunia media baru lagi. Sebagai sebuah jurnalisme warga,
kompasiana mengalami perkembangan yang pesat dengan waktu dan kemajuan sebuah
era.
Adanya program kompasiana yang ditayangkan di media televisi ini mempunyai arti positif, bahwa
beberapa media mendukung adanya citizen journalism. Mengenai beberapa pendapat
diatas, bahwa tidak semua orang bisa menjadi wartawan itu tentu saja benar. Wartawan
dan warga tentu saja mempunyai cakupan berbeda, mulai dari pengetahuan dan
teknisnya, namun demikian keberadaan citizen journalism sendiri bisa di wujudkan dan di bantu dengan adanya jurnalisme profesional di dalamnya. Adanya pro dan kontra mengenai jurnalisme warga ini seharusnya sudah
bisa menjadi penengah antara dua ilmu jurnalistik yang berbeda dan seharusnya menjadi satu kekuatan baru di dunia jurnalistik.
Jika dilihat dari sisi positifnya, citizen journalism akan
sangat membantu wartawan yang tidak bisa berada di TKP tepat waktu jika ada
sebuah peristiwa menarik yang terjadi, dan tentunya dengan adanya jurnalisme warga ini masyarakat
juga akan lebih cepat mengetahui informasi-informasi terbaru yang sedang
terjadi mulai dari lokal hingga nasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar